Monday 21 December 2015

Kasih Sayang Ibu Tak Terbalaskan Kita, Anaknya


" Tengah berngi si mesuni
Medak kal aku.....
Ku inget kam nandengku
Er kusik pusuhku


Bagi tempa ku begi sora
Tedeh kal aku nindu

Nande ku ......nandeku
Nande....

Kuinget kerina bage, Perbahanenku.
Sila erngadi erbahan sigel ukurndu

Piah Ngerance kal kap daging si kubaba
Nande ku.....nandeku
Nande....

Udan La tampil Udan, idalani nande

Las la tampil Las, pe igengkendu
Piah ersada iluh ras panasndu
Lako ngepkep, kami kerina anakndu
Nande.....

Emaka robah kal aku, emaka jera kal aku
Ula nari tangis , Ula nari ngandung nandengku
Emaka Robah kel aku.,emaka jera kal aku
Ula nari tangis, Ula nari ngandung  nandengku
........... "


................................................................................



Sepenggal lirik yang sudah tidak asing kita dengar , bait demi baitnya mencerminkan bagaimana sedihnya, ketika kita mendengarkan lirik lagunya . Mungkin kita terkadang sadar atau tidak, namun begitulah keadaannya. Sebagian dari kita mungkin masih bersyukur ketika masih mempunyai ibu yang sedang bekerja di ladang, dirumah maupun jauh dari kita. Dirinya merelakan waktunya demi kita, demi sekolah kita, demi kuliah kita dan demi masa depan kita. 

Pernahkah kita merasakan, apa yang dirasakan ibu kita ?. Pernahkah kita memperhatikan raut wajahnya yang kelelahan ketika dirinya pulang dari bekerja demi mencari dan memenui kebutuhan kita ?. 

Ketika kita sendang menikmati canda tawa kita, disaat kita makan, maupun sedang berjalan jalan ke suatu tempat dan ketika itu kita melihat, ada seorang ibu yang merelakan dirinya di teriknya mentari bekerja tanpa menikmati sesuap nasi sekalipun demi memperoleh uang untuk dapat dikirim kepada anaknya.

Ibu adalah manusia yang takkan tega melihat dan menyaksikan anaknya menderita. mungkin jika diberikan pilihan kepadanya antara hidup dan kematian yang sangat menetukan , dirinya akan memilih mati  agar kita sebagai anaknya tetap hidup. Diwaktu kita kecil dahulu, mungkin kita tidak akan pernah ingat, ketika ibu kita dengan sangat rela membersihkan kotoran, kita tidak akan pernah sadar dan menyaksikan kesabaranya menyuapi kita disaat rewel dan dengan sabar menunggu malam cepat berlalu ketika kita terbaring sakit.

Terkadang akan ada saja kekesalan yang kita rasakan dengan berbagai alasan kepada orang tua kita, baik itu merasa  tidak dihargai atau merasa kurang disayangi dan ada perbandingan diantara kita dan lainnya , tetapi sadarkah kita ? bahwa kita telah menghilangkan satu nilai penting yang sangat berharga di kehidupan ini , yaitu tuntuan kita sebagai seorang anak yang senantiasa berbakti kepada orang tua kita termasuk khususnya dalam hal ini ibu kita yang berjuang dengan gigih saat melahirkan kita, pastinya kita tak akan ingat ketika ia dengan rela hati membawa kita kemanapun ia pergi saat kita dalam kandungannya lebih kurang selama 9 bulan lamanya.

Kasih sayang ibu tidak mungkin dapat kita bayar sampai kapanpun, Dirinya  adalah hutang kita yang tak mungkin pula dapat kita lunasi sampai kita mati walau seluruh jagat raya ini dijual sekalipun.Disaat kita sudah mampu berpikir dan berbuat disitulah kita harus mulai mengabdi kepada orang tua kita, karena kehidupan yang diberikannya kepada diri kita adalah kehidupannya. Suatu saat dirinya akan menua termakan oleh lapunya usianya, penglihatan yang terang akan menjadi kabur dirasakannya, badannya yang kekar akan renta, lemah tak berdaya karena kesehatannya akan berkurang sedikit demi sedikit.

Jika kita masih memiliki Ibu yang tidak satu rumah dengan kita, maka datangilah dirinya dan peluk mereka, cium dirinya dan katakan kita sangat sayang kepada dirinya,kemudian ketika kita berada dalam perantauan , jangan malu dan sungkan menelepon mereka, Jangan Biarkan sedetik suara mereka terlewatkan katakan kita akan pulang dan membawa cerita kebahagiaan kepada mereka.


" Selamat Hari Ibu Kepada Seluruh Ibu Di Dunia Ini, Tanpamu Kami tidak Akan Bisa Seperti Ini "

Wednesday 16 December 2015

Hasil Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara dan Hasil Pemilihan Bupati Karo Dan Wakil Bupati Karo Tahun 2015

 Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Karo Tahun 2015 
 Berastagi, 16 Desember 2015 Pukul 14.54 Wib


1. Heben Heser Ginting / Drs . Ngadep Tarigan
 Nomor Urut 1 dengan  perolehan suara sebanyak  5.023 ( Lima Ribu Dua Puluh Tiga Suara )

2. Sudarto Sitepu / Herman Karo Karo Purba
Nomor Urut 2 dengan perolehan suara sebanyak 28.697 ( Dua Puluh Ribu Enam Ratus Sembilan Puluh Tujuh ) Suara .

3. Ir Ramon Bangun / Ir Edi Ulina Ginting
Nomor Urut 3 dengan perolehan suara sebanyak 35.641 ( Tiga puluh lima ribu enam ratus empat puluh satu ) suara .

4. Pt Layari Sinukaban / Dk Ramlan Tarigan
Nomor Urut 4 dengan perolehan suara sebanyak 31.424 ( Tiga puluh satu ribu empat ratus dua puluh empat  ) suara

5. Cuaca Bangun / David Ginting Manik
Nomor Urut 5 dengan perolehan suara sebanyak 11.645 ( Sebelas ribu enam ratus empat puluh lima ) Suara.

6.Terkelin Brahmana / Cory S Sebayang
Nomor Urut ^ dengan perolehan suara sebanyak  44.742 ( Empat puluh empat ribu tujuh ratus empat puluh dua ) suara .

7. Bangkit Sitepu / Simon Sembiring.
Nomor Urut  7 dengan perolehan suara sebanyak  24.284 ( Dua puluh empat ribu dua ratus delapan puluh empat ) suara.