Tuesday 14 June 2016

VISIT BARUSJAHE 2017

Visit Barus jahe 2017 akan ramaikan Wisata Kabupaten Karo. Kegiatan yang bertujuan untuk Memperteguh Semangat Aron Anak Kuta Barus jahe guna Memberdayakan potensi Seni, Budaya dan Pertanian anak kuta Barusjahe serta meningkatkan kesejahteraan Masyarakat Barus Jahe sekitarnya  sekaligus sebagai upaya kampanye Sapta Pesona Sadar Wisata.

Dalam Kegiatan Visit Barusjahe akan dibuat rangkaian acara yang dimulai dari Sabtu 25 Juni 2016 ini hingga puncak acara Mei 2017 nanti . Adapun rangkaian acara yang akan di persiapkan seperti,
-          Pementasan Seni Sanggar Perlanjasira  secara Live dan Pameran Lukisan galeri Barus Jambur Lige akan dilaksanakan pada,Sabtu, 25 Juni 2016 di Rumah Sibayak Barusjahe dan Pembuatan Taman Bunga Menggunakan Media Bambu Sepanjang 500 Meter di Juli 2016 di Lembah Seribu Bunga dan masih banyak lainnya 

      Visit Barus Jahe 2017 merupakan salah satu potensi daya tarik wisata dan masyarakat yang benar-benar berdampak langsung terhadap ekonomi Kerakyatan. Masyarakat akan secara langsung menikmati hasil dari kunjungan wisatawan. “Realitas saat ini, Kegiatan Visit Barus Jahe ini  dapat menjadi  Wisata alternatif bagi Wisatawan dikarenakan kejenuhan terhadap hiruk pikuk kehidupan di kota besar,” 

Wasit Ginting selaku panitia kegiatan mengatakan”  melalui Visit Barus Jahe ini diharapkan mampu meningkatkan apresiasi terhadap pengembangan Barus Jahe menjadi  salah satu percontohan  bagi daerah lainnya yang pada akhirnya menjadi sarana pembinaan dan motivasi bagi pengelola desa wisata,” 

Adapun hal-hal  Panitia yang dikatakan dan menamai dirinya Aron Anak Kuta Barus Jahe sudah melakukan pembenahan seperti,
1. Barusjahe tourism board
2. Barusjahe travel bus
 3. Galery
 4. Sanggar
 5. Lembah seribu bunga
 6. Home stay dan  sarana pendukung lainnya.

<><><><><><><><><><><><><><><>MEJUAH-JUAH<>><><><><><><><><><><><><><><><><><>





Monday 13 June 2016

Perubahan Sosial Masyarakat Karo (Ngampeken tulan-tulan)

Oleh Joy Harlim Sinuhaji

Pada sekitar dibawah abad ke 19 masyarakat Karo, masih hidup dibawah kebudayaan Hinduisme. Individu Karo, apabila melakukan kegiatan spiritualitasnya dengan melakukan sesajen yang dikenal dengan istilah Ercibal atau Cibal-cibalen. Pada zaman ini setiap individu Karo apabila wafat atau meninggal dunia akan dibakar (mohon informasinya tentang istilah/sebutan tentang pembakaran mayat ini dalam bahasa karo) dan abunya di ombakken atau dihanyutkan melalui sungai. Oleh karenanya sangat sulit bagi kita untuk menemukan kuburan masyarakat Karo yang usianya lebih dari 70 tahun saja.belakangan ini,dalam tata cara adat masyrakat Karo ada istilah "Ngampeken tulan-tulan".sejak kapan kah perubahan sosial ini terjadi di Karo ?

Perubahan sosial ini terjadi belum terlalu lama.acara adat "Ngampeken tulan-tulan"ini usianya masih sangat belia.hal ini bisa terjadi oleh karena peristiwa politik yang terjadi pada saat revolusi kemerdekaan di Indonesia.setelah kemerdekaan diproklamirkan oleh Sukarno-Hatta,maka Belanda melakukan agresi militer pada tahun 1947 dan 1949.untuk menghadapi ini,maka Sukarno mencanangkan politik bumi hangus kepada seluruh rakyat Indonesia.tidak mau ketinggalan untuk berpartisipasi dalam perjuangan kemerdekaan,maka rakyat Karo melakukan eksodus keluar dari desa/kampung halamannya untuk mengungsi kepedalaman serta membakar desanya.

Untuk peristiwa yang heroik ini,masyarakat karo pernah mendapatkan surat penghargaan dari proklamator.pada saat situasi politik seperti ini,maka orang karo yang secara tradisionil apabila wafat melakukan upacara adat tidak dapat melakukannya. Pada saat itu setiap ada yang wafat tidak dilakukan acara adatnya apalagi sangat repot untuk melakukannya dan pembakaran mayatnya. Oleh karena itu.sebagai akibat situasi politik masyarakat karo yang wafat di daerah pengungsian ditanam begitu saja tanpa di adati.

Setelah penyerahan kedaulatan kepada pemerintah ri,maka masyarakat kembali dari daerah pengungsian.dan bisa dengan aman serta nyaman untuk melakukan aktivitas ekonominya sehari-hari.dan mulai makmur secara ekonomis.segera setelah mendapatkan rejeki secara materi orang-orang karo tidak pernah lupa akan leluhurnya.maka mulai lah jasad ayah dan bunda dijemput dari tempat pengungsian serta dibawa ke kampung halaman dan di adati.sejak saat itulah acara adat ngampeken tulan-tulan terlegitimasi secara monumenta  dan menjadi bagian daripada adat istiadat karo yang fenomenal sebagai sebuah perubahan yakni perubahan sosial.